Pengikut

Jumat, 06 Januari 2023

Kesehatan dan Keselamatan Kerja K(3)

 


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA K(3)
(DI LINGKUNGAN KERJA BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB) LEMBANG)






    Tingkat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan sangat dibutuhkan ketika karyawan melakukan aktivitas kerja. Terutama bagi karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang memiliki risiko keselamatan dan kesehatan yang tinggi, karena keselamatan kerja di perusahaan tidak hanya ditimbulkan oleh sistem yang telah diterapkan oleh perusahaan tetapi juga kesadaran setiap individu untuk menghindari kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan K3 di Balai Inseminasi Buatan (BIB) di Lembang. Teknik analisis deskriptif dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan hasil penelitian tentang implementasi aplikasi K3 dengan teori-teori yang diperoleh dari studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan manfaat dari implementasi K3 mencakup semua aspek yang dinyatakan dalam teori. Demikian juga, dengan langkahlangkah implementasi K3, BIB melakukan semua tahapan penerapannya sepenuhnya.


PENDAHULUAN

    Seiring berkembangnya industrialisasi dan globalisasi serta kemajuan ilmu dan teknologi, maka keselamatan dan kesehatan kerja juga semakin berkembang. UndangUndang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan sebagai dasar hukum penerapan K3 di Indonesia telah diperkuat dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dimana pada Pasal 164-165 tentang Kesehatan Kerja dinyatakan bahwa semua tempat kerja wajib menerapkan upaya kesehatan baik sektor formal maupun informal termasuk Aparatur Sipil Negara, TNI dan Kepolisian. Beriringan dengan segala macam perkembangan yang terjadi, perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia pun mulai beralih untuk menerapkan keilmuan maupun teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Penggunaan keilmuan maupun teknologi yang lebih baru memang dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Namun disamping itu, resiko terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja pun semakin meningkat. 

    Angka kecelakaan kerja di Indonesia dinilai masih tinggi. Hal ini di dukung oleh data dari Kementerian Ketenagakerjaan yang mencatat adanya tren kenaikan angka kecelakaan kerja di Indonesia yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Hanif Dhakiri, sepanjang tahun 2018 lalu telah terjadi 157.313 kasus kecelakaan kerja, atau meningkat dibandingkan kasus kecelakaan kerja yang terjadi tahun 2017 sebesar 123 ribu kasus. Penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja adalah masih rendahnya kesadaran akan pentingnya penerapan K3 di kalangan industri dan masyarakat. Selama ini penerapan K3 seringkali dianggap sebagai cost atau beban biaya, bukan sebagai investasi untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. BPJS Ketenagakerjaan sendiri sepanjang tahun 2018 telah membayarkan klaim kecelakaan kerja dengan nilai mencapai Rp 1,09 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2017 yang nilai klaimnya hanya Rp 971 miliar serta tahun 2016 yang hanya sebesar Rp 792 miliar. (www.bpjsketenagakerjaan.go.id) 

    Berdasarkan data yang diperoleh dari infoDATIN DepKes Tahun 2018, persentase terbesar yang memiliki keluhan kesehatan dan keselamatan kerja paling banyak yaitu terdapat di daerah perdesaan. Dan jika dilihat menurut lapangan usaha, persentase terbesar untuk keluhan kesehatan dan keselamatan kerja yaitu ada pada lapangan usaha yang berhubungan dengan pertanian. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan diamanatkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. 

    Dalam era dengan keilmuan dan teknologi yang semakin canggih, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan oleh penyelenggara kerja untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, disamping melindungi pekerja dari halhal yang mengancam keselamatan dan kesehatan. Jika keselamatan dan kesehatan pekerja terpelihara dengan baik maka angka kesakitan, absensi, kecacatan dan kecelakaan kerja dapat diminimalkan, sehingga akan terwujud pekerja yang sehat dan produktif. Perlu diingat bahwa profit perusahaan juga dipengaruhi oleh produktivitas pekerja yang berhubungan erat dengan keselamatan dan kesehatan kerja. 

    Mengingat pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), perusahan/organisasi perlu mulai mengutamakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam pengoperasiannya. Pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh pekerja maupun pihak perusahaan terkadang masihlah rendah. Baik pengetahuan tentang cara penerapan K3 yang benar, dampak jika perusahaan tidak mengaplikasikan K3 itu, dsb. Perihal ini pula yang membuat perusahaan masih kurang dalam memberi pelayanan K3 untuk pekerjanya.

    Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, adalah Balai Inseminasi Buatan pertama yang didirikan di Indonesia. BIB Lembang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dikelola oleh Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang merupakan Balai yang diberi mandat oleh pemerintah untuk memproduksi semen beku ternak sapi perah dan sapi potong, dalam rangka memenuhi kebutuhan semen beku untuk Inseminasi Buatan (IB). Selain itu dilakukan juga pemeliharaan ternak sapi, kambing dan domba untuk keperluan pemurnian dan grading up. 

    Kegiatan operasional di sektor pertanian memiliki dianggap sebagai salah satu sektor paling berbahaya bagi pekerja dari segala usia. Pekerja pertanian memiliki tingkat kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang tinggi, karena mereka dihadapkan pada berbagai bahaya, termasuk bekerja dengan mesin, kendaraan, peralatan dan hewan, kebisingan dan getaran yang berlebihan, tergelincir, limbung dan jatuh dari ketinggian, kebutuhan untuk mengangkat beban berat dan melakukan pekerjaan berulang dan pekerjaan yang membutuhkan posisi canggung yang menghasilkan MSD, paparan debu dan zat organik lainnya, bahan kimia, dan agen/zat infektif; dan kondisi kerja lainnya yang berkarakteristik lingkungan pedesaan, seperti paparan matahari, suhu ekstrim dan cuaca buruk. Kendati pekerjaan di bidang pertanian dilakukan secara turun-menurun baik bagi pekerja muda maupun pekerja yang lebih tua, pertanian tetap menjadi sumber pekerjaan utama kaum muda di daerah-daerah berkembang di seluruh dunia. Di negara-negara maju, pertanian banyak menggunakan mesin dan mempekerjakan relatif sedikit orang; sedangkan di negara-negara berkembang, sebagian besar masih menggunakan teknologi rendah dan mempekerjakan sejumlah besar pekerja berketerampilan rendah. (ILO, 2017a). Berangkat dari hal tersebut maka Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang yang bergerak di sektor pertanian perlu mengutamakan penerapan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di dalam lingkungan kerja sebagai bentuk pengendalian terhadap resiko kecelakaan yang mengancam pekerja.

TUJUAN PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan umpan balik bagi pekerja dan organisasi mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerja.

TINJAUAN PUSTAKA

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu upaya keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup serta meningkatkan produktivitas pekerja. Dengan demikian, hal tersebut akan berdampak pada keuntungan perusahaan.

    Menurut Mangkunegara (2013:161) kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang di akibatkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor – faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan lingkungan yang dapat membantu stres emosi atau gangguan fisik. 

    Mangkunegara (2013:161), juga menyatakan bahwa keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek – aspek lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, pendengaran, semua itu sering berhubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas – tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan pelatihan. 

    Menurut Mangkunegara (2002:163), kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. 
    
    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pun telah dinyatakan pada Pasal 86 ayat 2 angka 31 UU Nomor 13 Tahun 2003 yang menegaskan bahwa setiap pekerja/ buruh mempunyi hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi keselamatan pekerja/ buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal di selenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja” 

    Menurut International Labor Organizational (ILO), Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada jabatannya. 

    Dalam pedoman ILO tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (dikenal sebagai ILO-OSH 2001), disebutkan bahwa tindakan pencegahan dan perlindungan harus dilaksanakan dalam urutan prioritas berikut: (i) menghilangkan bahaya; (ii) mengendalikan risiko pada sumber (melalui penggunaan pengendalian rekayasa atau tindakan organisasional); (iii) meminimalkan risiko dengan merancang sistem kerja yang aman (termasuk tindakan administratif yang diambil untuk pengendalian risiko); dan (iv) apabila risiko residual tidak dapat dikendalikan dengan tindakan kolektif, perusahaan harus menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai tanpa biaya dan mengambil tindakan untuk memastikan penggunaan dan pemeliharaannya. (ILO, 2001) 
    Keselamatan Kerja telah diatur dalam Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dalam pasal 3 ayat (1) dan pasal 9 ayat (3), yang berbunyi: 
“Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: 
  1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan 
  2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. 
  3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledak. 
  4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya. 
  5. Memberi pertolongan pada kecelakaan. 
  6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja. 
  7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physic maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan. 
  8. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban. 
  9. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses kerjanya. 
  10. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya bertambah tinggi. 
Sedangkan mengenai Kesehatan Kerja telah diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bagian 6 tentang Kesehatan Kerja, Pada pasal 23 yang berisi:
  1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
  2. Kesehatan kerja meliputi perlindungan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.
  3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

INDIKATOR PENYEBAB KESELAMATAN KERJA

Menurut Mangkunegara (2002:170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:

a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi: 
  1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya. 
  2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak 
  3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. 
b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi: 
  1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak. 
  2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan

Tujuan dan Manfaat Menjaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2013:162) bahwa tujuan dan manfaat dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: 
  1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik secara fisik, sosial, dan psikologis. 
  2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif mungkin. 
  3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya. 
  4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. 
  5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. 
  6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
  7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. 
Tujuan dan manfaat dari keselamatan dan kesehatan kerja ini tidak dapat terwujud dan dirasakan manfaatnya, jika hanya bertopang pada peran tenaga kerja saja tetapi juga perlu peran dari pimpinan.

Faktor – Faktor Terjadinya Kecelakaan Dan Gangguan Kesehatan 

Menurut Mangkunegara (2013:162) dikemukakan beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai. 
a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja, Terkait: 
  1. Penyusunan dan penyimpanan barang – barang yang berbahaya kurang di perhitungkan keamannya. 
  2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak 
  3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. 
b. Pengaturan Udara, Terkait: 
  1. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak) 
  2. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya. 
c. Pengaturan Penerangan, Terkait: 
  1. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat. 
  2. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang – remang. 
d. Pemakaian Peralatan Kerja, Terkait: 
  1. Pengaman peralatan kerja yang sudah using atau rusak. 
  2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik. 
e. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai, Terkait: 
  1. Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak stabil 
  2. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya. 
Dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 indikator, yakni keadaan tempat lingkungan kerja, pemakaian peralatan kerja, kondisi fisik dan mental pegawai. 

Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja 

Menurut Sunyoto (2012:242) ada tiga alasan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja: 
  1. Berdasarkan Perikemanusiaan Pertama-tama para manajer mengadakan pencegahan kecelakaan atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit, dan pekerja yang menderita luka serta keluarganya sering diberi penjelasan mengenai akibat kecelakaan. 
  2. Berdasarkan undang-undang Karena pada saat ini di Amerika terdapat undang-undang federal, undang-undang negara bagian dan undang-undang kota praja tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan bagi mereka yang melanggar dijatuhkan denda. 
  3. Ekonomis Yaitu agar perusahaan menjadi sadar akan keselamatan kerja karena biaya kecelakaan dapat berjumlah sangat besar bagi perusahaan.

Pencegahan kecelakaan kerja

Menurut Komang dikutip oleh Sunyoto (2012:242) Departemen tenaga kerja republik Indonesia mengharapkan bahwa upaya pencegahan kecelakaan adalah merupakan program terpadu koordinasi dari berbagai aktivitas, pengawasan yang terarah yang didasarkan atas sikap, pengetahuan, dan kemampuan. Beberapa ahli telah mengembangkan teori pencegahan kecelakaan dikenal 5 tahapan yaitu : 
  1. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja Pada era industrialisasi dengan kompleksitas permasalahan dan penerapan prinsip manajemen modern, masalah usaha pencegahan kecelakaan tidak mungkin dilakukan oleh orang per orang atau secara pribadi, namun memerlukan banyak orang, berbagai jenjang dalam organisasi yang memadai. 
  2. Menemukan fakta dan masalah Dalam kegiatan ini dapat dilaksanakan melalui survei, inspeksi, observasi, investigasi, dan review of record.
  3. Analisis Tahap ini terjadi proses bagaimana fakta atau masalah ditemukan dapat dicari solusinya. Fase ini, analisis harus dapat dikenali berbagai hal antara lain: sebab utama masalah tersebut, tingkat kekerapannya, loksi, kaitannya dengan manusia maupun kondisi. Analisis ini bisa saja menghasilkan satu atau lebih alternatif pemecahan. 
  4. Pemilihan atau penetapan alternatif (pemecahan) Dari berbagai alternatif pemecahan perlu diadakan seleksi untuk ditetapkan satu yang benar-benar efektif dan efisiensi. 
  5. Pelaksana Jika sudah dipilih alternatif pemecahan maka harus diikuti dengan tindakan dari keputusan penetapan tersebut. Dalam proses pelaksanaan dibutuhkan adanya kegiatan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan. 

Pengendalian Resiko Kecelakaan Kerja

Menurut Depnakertrans RI dikutip oleh (Rofiah, 2009:20) Perusahaan harus merencanakan manajemen dan pengendalian kegiatankegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan mendokumentasikan dan menerapkan kebijakan standar bagi tempat kerja, perancangan pabrik dan bahan, prosedur dan intruksi kerja untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan produk barang dan jasa. Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan melalui metode :

a). Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi, substitusi, isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi. 

  1. Eliminasi : menghilangkan bahan-bahan yang mengandung potensi bahaya. 
  2. Substitusi : mengganti bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan yang kurang berbahaya atau tidak behaya sama sekali. 
  3. Ventilasi : mengalirkan udara kedalam ruang kerja agar kadar dari bahanbahan yang berbahaya lebih rendah dari kadar yang berbahaya yaitu kadar NAB. 
  4. Higiene dan Sanitasi : dengan mencari faktor-faktor penyebab terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginnya dan pengolahan air buangan agar tidak mencemari lingkungan. 

b. Pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan pelatihan ditujukan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja di bidang K3. 

c. Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus, insentif, penghargaan dan motivasi diri. 

d. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi. 

  1. Internal audit dengan mengidentifikasi setiap kejadian-kejadian hampir celaka di dalam perusahaan untuk selanjutnya diambil tindakan koreksi agar prosedurprosedur yang ditetapkan secara terprogram dapat lebih efektif. 
  2. Penyelidikan insiden mengidentifikasi setiap kejadian hampir celaka di dalam perusahaan. 
  3. Etiologi : mencari sumber (asal usul) terjadinya penyakit akibat kerja. 
  4. Penegakan hukum, yaitu dengan membuat aturan-aturan dan norma – norma kerja seperti lebih mempertegas tentang pemberian sanksi kepada pekerja yang melanggar peraturan perusahaan.


Sistem Pada Manajemen Keselamatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2013:163) tujuan keselamatan harus integral dengan bagian dari setiap manajemen dan pengawasan kerja. Begitu pula peran kepegawaian sangat penting dalam mengaplikasikan pendekatan sistem pada keselamatan perusahaan. 
  1. Melibatkan para pengawas dan sistem pelaporan Bilamana terjadi kecelakaan harus dilaporkan kepada pengawas langsung dari bagian kerusakan, dan laporan harus pula mengidentifikasi kemungkinan penyebab kecelakaan. 
  2. Mengembangkan manajemen prosedur keselamatan kerja Pendekatan sistem yang esensi adalah Menetapkan sistem komunikasi secara teratur dan tidak lanjut pada setiap kecelakaan pegawai. 
  3. Menjadikan keselamatan kerja sebagai tujuan kerja Membuat kartu penilaian keselamatan kerja. Setiap kesalahan yang dilakukan pegawai dicatat oleh pengawas dan dipertanggung jawabkan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian prestasi kerja, kondite pegawai yang bersangkutan. 
  4. Melatih pegawai dan pengawasan dalam manajemen keselamatan kerja Melatih pegawai untuk dapat menggunakan peralatan kerja dengan baik. Begitu pula pegawai – pegawai di latih untuk dapat menggunakan alat keamanan jika terjadi kecelakaan di tempat kerja.

Standar ILO Utama Tentang K3

  1. Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981 (No. 155) dan Rekomendasi (No. 164) yang menyertainya telah menetapkan prinsip-prinsip dasar untuk kebijakan dan strategi tingkat nasional dan perusahaan yang ditujukan untuk mempromosikan keselamatan dan kesehatan kerja serta memperbaiki kondisi kerja. Konvensi juga mendefinisikan tanggung jawab pengusaha, hak pekerja dan perwakilan mereka, dan persyaratan mengenai informasi, pendidikan dan pelatihan. Protokol 2002 (No.155) menggabungkan ketentuan khusus untuk pencatatan dan notifikasi kecelakaan dan penyakit di tempat kerja. 
  2. Konvensi Pelayanan Kesehatan Kerja, 1985 (No. 161) dan Rekomendasi (No. 171) yang menyertainya menetapkan dibentuknya pelayanan kesehatan kerja di tingkat perusahaan, yang bertanggungjawab untuk memberikan saran kepada pengusaha, pekerja dan perwakilan mereka di perusahaan tentang pemeliharaan lingkungan kerja yang aman dan sehat. 
  3. Kerangka Promosi untuk Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 2006 (No. 187) dan Rekomendasi (No. 197) yang menyertainya mempromosikan budaya pencegahan keselamatan dan kesehatan melalui pembuatan dan penerapan kebijakan nasional, sistem dan program K3. Menurut Rekomendasi No. 197, sistem nasional harus menerapkan langkah-langkah yang tepat untuk melindungi semua pekerja, khususnya pekerja di sektor-sektor berisiko tinggi dan kelompok-kelompok pekerja rentan seperti pekerja ekonomi informal, pekerja migran dan muda. Rekomendasi tersebut juga mempromosikan penggunaan pendekatan peka-jender ketika merancang sistem nasional, sehingga memberikan perlindungan bagi perempuan dan laki-laki.

METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Djam’an Satori (2011: 23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin 

    mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya. 
    Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. 
    Sugiyono (2009: 216) mengemukakan bahwa sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Selain itu, sampel juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulaimemasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. 
    Subjek pada penelitian ini yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Tempat Lingkungan Kerja 
    Menurut Mangkunegara (2013:162), keadaan tempat lingkungan kerja dapat dilihat dari bagaimana penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya, ruang kerja, dan pembuangan kotoran dan limbah. Berdasarkan hasil penelitian, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang memiliki lingkungan kerja yang baik, hal ini terlihat dari bagaimana mereka melakukan penyusunan dan penyimpanan material yang berbahaya secara teliti seperti halnya material berbahaya zat N2 cair yang digunakan dalam aktivitas laboratorium. Zat berbahaya tersebut disimpan ditempat penyimpanan khusus yang terdapat di dalam laboratorium agar pekerja tidak terpapar bahaya dari zat tersebut. Peralatan tajam seperti mesin pemotong (chopper) pun disimpan di gudang khusus penyimpanan peralatan-peralatan lapangan, sehingga resiko pekerja mengalami kecelakaan dapat terkendali. 
    Pekerja di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang menyatakan bahwa ruang kerja yang dimiliki oleh staf bagian tata usaha, seksi jasa produksi, seksi pelayanan produksi sangat baik, hal ini diukur dengan cukup luasnya ruang kerja yang dimiliki sehingga pekerja tidak merasakan sesak dan tidak nyaman. Ruang kerja pun selalu dijaga kebersihannya oleh petugas kebersihan yang bertanggung jawab. Sedangkan pada bagian seksi pelayanan teknis pemeliharaan hewan, kandang ternak serta padang penggembalaan (line bull) pun rutin dilakukan pembersihan agar ternak dan para pekerja pada khususnya terjamin kesehatan dan keamanannya. 
    Pembuangan kotoran dan limbah yang dihasilkan oleh hewan ternak di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang dilakukan dengan cara menempatkan kotoran dan limbah di kolam-kolam khusus yang telah disediakan untuk kemudian di proses untuk di manfaatkan sebagai pupuk kompos di lahan hijauan dan diolah menjadi biogas.

Pemakaian Peralatan Kerja
    Peralatan kerja yang sudah usang maupun rusak dilakukan penggantian dengan yang baru secara berkala. Peralatan yang sudah usang maupun rusak tidak akan digunakan kembali demi keamanan. Namun, jika peralatan yang rusak masih memungkinka untuk diperbaiki maka akan dilakukan perbaikan oleh teknisi yang bertanggung jawab memelihara peralatan kerja. 
    Dalam penggunaan mesin juga alat-alat kerja di lingkungan kerja, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang telah melakukannya sesuai standar keamanan. Pada pekerja bagian seksi pelayanan teknis produksi semen yang bekerja di laboratorium, demi keamanan dalam menggunakan mesin maupun alat-alat, juga agar tidak terpapar zat berbahaya dan suhu ekstrim diharuskan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), seperti jas lab, apron lab, masker, sandal khusus di lab, dan kacamata lab. Sedangkan pada bagian seksi pelayanan teknis pemeliharaan ternak yang terdiri dari medik veteriner, paramedik veteriner, perawat ternak, petugas penampung sperma, petugas chopper, diharuskan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan, sepatu boot, wearpack, apron, kacamata pelindung, helm dan pelindung telinga. Pada bagian seksi jasa produksi, demi keamanan dalam penggunaan mesin maupun alat-alat kerja diharuskan pula untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang terdiri dari masker, apron, sarung tangan, kacamata pelindung, dan sandal khusus.

Kondisi Fisik dan Mental Pegawai

    Untuk menjaga stamina dan kesehatan fisik pekerja, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang memiliki arena olahraga yang dapat digunakan oleh semua pekerja untuk menjaga kesehatan juga kebugarannya. Selain itu, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang pun selalu melakukan general check up kesehatan pekerja secara rutin setiap tahunnya. Pemberian suplemen vitamin dan makanan/minuman bergizi pun dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali kepada para pekerja. Pekerja juga dijamin dengan diberikannya BPJS dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Hal ini dilakukan agar para pekerja memiliki stamina yang stabil serta fisik yang sehat dan kuat, serta rasa aman sehingga produktivitasnya pun akan meningkat. 

    Untuk mengatasi ataupun meminimalkan emosi pekerja yang tidak stabil, kepribadian yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah sikap yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya, maka Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang menyediakan ruang untuk berkonsultasi, dimana para pekerja yang memiliki ketidaknyamanan maupun permasalahan memiliki tempat untuk menyampaikan. Adanya karya wisata, dll selalu diadakan oleh pihak Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, dengan tujuan agar para pekerja dapat melepaskan stress akibat bekerja. Pelatihan dan sosialisasi-sosialisasi pun kerap dilakukan dalam rangka memberikan wawasan kepada para pekerja, baik itu mengenai cara kerja, instruksi kerja, persyaratan pekerjaan, serta resiko keselamatan dan kesehatan kerja yang dihadapi dan bagaimana cara penanganannya. Sehingga resiko-resiko yang tidak diinginkan pun dapat dikendalikan. 

SUMBER ARTIKEL :


Sabtu, 01 Oktober 2022

Secetarial Vista

Pengertian Sekretaris

Istilah sekretaris berasal dari bahasa latin yaitu secretum yang artinya rahasia. Dalam Bahasa Belanda yaitu secretares, dalam Bahasa Perancis disebut secretaire, sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut secretary yang berasal dari kata secret yang berarti rahasia. Sesuai dengan asalnya, Berarti Sekretaris adalah orang yang diberi kepercayaan untuk menyimpan rahasia dalam melaksanakan pekerjaannya dalam arti rahasia perusahaan atau yang tidak perlu diketahui oleh orang lain atau para pegawai. 

Pengertian sekretaris dari bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas menyatakan bahwa Sekretaris adalah sebuah profesi administratif yang bersifat asisten atau mendukung. Gelar ini merujuk kepada sebuah pekerja kantor yang tugasnya ialah melaksanakan perkerjaan rutin, tugas-tugas administratif atau tugas-tugas pribadi dari atasannya. Pekerja atau karyawan ini biasanya melakukan tugas-tugas seperti mengetik, penggunaan komputer dan pengaturan agenda. Mereka biasanya bekerja di belakang meja. Sebagian besar sekretaris adalah wanita 

Sekretaris menurut H. W Fowler dan F. G Fowler yang dikutip oleh Nani Nuraeni dalam buku Sekretaris Professional mengemukakan bahwa Sekretaris adalah orang yang bekerja pada orang lain untuk membantu dalam korespondensi, pekerjaan tulis, mendapatkan informasi dan masalah-masalah lainnya; Pegawai yang ditunjuk oleh masyarakat atau perusahaan atau perserikatan untuk melakukan korespondensi, memelihara warkat-warkat, terutama yang berurusan dengan perusahaannya.; Menteri yang mengepalai kantor pemerintahan, menteri di Amerika Serikat dan Vatikan.(2008:2)

Menurut C. L Barnhart, yang dikutip oleh Nani Nuraeni dalam buku Sekretaris Professional menyatakan bahwa Sekretaris adalah seorang yang melakukan korespondensi, memelihara warkat dan lainnya untuk perorangan atau organisasi; Seorang kepala pejabat pemerintah yang mengawasi dan memimpin suatu departemen pemerintahan tertentu; Sebuah meja dan rak buku diatasnya.(2008:2). Yang dimaksud warkat sendiri menurut The Liang Gie yang dikutip oleh Nani Nuraeni dalam buku Sekretaris Professional menyatakan warkat adalah setiap catatan tertulis, bergambar atau terekam yang berisi keterangan tentang suatu peristiwa atau hal yang dibuat orang untuk membantu ingatan (contohnya buku, surat, arsip, dan kuitansi) .(2008:2) 

Pengertian sekretaris Menurut Louis C. Nahassy dan William Selden seperti yang dikutip oleh Sutarto dalam buku Sekretaris dan tatawarkat menyatakan “Secretary is an office employee who has a more responsible position than a stenographer and whose duties usually include taking and transcribing dictation; dealing with the public by answering the telephone, meeting callers, and making appointment ; and maintaining or filing records, letters, etc, A secretary frequently acts as an administrative assistant or Junior executive”

Sekretaris adalah:“Seorang pegawai kantor yang memiliki kedudukan yang lebih bertanggung jawab daripada seorang stenographer dan tugas-tugasnya biasanya meliputi pengambilan dan penyalinan dikte berurusan dengan publik untuk menjawab telepon, mengundang pertemuan, membuat perjanjian dan memelihara atau mengarsip warkat-warkat, surat-surat, dan lain-lain. Seorang sekretaris sering bertindak sebagai seorang pembantu administrasi atau pimpinan muda.” (1997:4). Beberapa definisi lain mengenai sekretaris :

  • Pengertian Sekretaris Menurut Betty Hutchinson dan Carol Milano yang dikutip oleh Ursulla Ernawati dalm buku Pedoman lengkap Kesekretarisan mengemukakan: ”A secretary is a professional as a professional you may want to perform the many and varied responsibilities of secretarial work with competence, confidence, and style” Seorang Sekretaris adalah seorang professional, sebagai seorang professional sekretaris diharapkan menampilkan aneka macam tanggung jawab tugas kesekretarisan dengan penuh kompetensi, dapat dipercaya dan berkepribadian (2004:1)  
  • Pengertian Sekretaris Menurut Professional Secretaries International (PSI) : “ A secretary shall be defined as an executive assistant who possesses a mastery of office skills, demonstrates the ability to assume responsibility without direction or supervision exercises initiative and judgement and makes decisions within the scope of assigned authority” Seorang sekretaris adalah assisten pimpinan yang memiliki keahlian mengurus kantor, menampilkan kemampuan menerima tanggung jawab tanpa diarahkan atau diawasi, berinisiatif dan penuh pertimbangan, serta mengambil keputusan sesuai dengan ruang lingkup wewenang tugasnya. (2004:2)
Berdasarkan uraian diatas mengenai sekretaris, maka secara umum sekretaris adalah seorang karyawan atau pegawai yang diangkat oleh pimpinannya sebagai pembantu pribadinya tetapi tidak hanya sekedar pembantu pimpinan saja ia juga dapat mengerjakan tugas-tugas, pekerjaan kantor, memegang rahasia perusahaan dan tanggung jawab yang tinggi di kantor atau perusahaan, karena dianggap dapat dipercaya dalam mengerjakan tugas-tugas pimpinan, dimana pimpinan tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam memimpin dan mengelola organisasi atau perusahaan dari mengurus perjanjian , administrasi, mengatur rapat hingga korespondensi. Semua tugas pimpinan tersebut akan menjadi maksimal jika ada seorang sekretaris yang mendampinginya.

Macam-Macam Sekretaris Berdasarkan Ruang Lingkup Dan Tanggung Jawab 

Berdasarkan ruang lingkup dan tanggung jawab sekretaris dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu:
  • Sekretaris eksekutif adalah sekretaris yang juga berfungsi sebagai manajer karena secara langsung atau nyata menjalankan fungsi manajer eksekutif yang memiliki bawahan. Sekretaris eksekutif ini pada umumnya merupakan sekretaris untuk satu unit organisasi, contohnya: sekretaris dewan, sekretaris jenderal, sekretaris wilayah, sekretaris inspektorat jenderal, sekretaris yayasan, dan lain-lain.
  • Sekretaris pribadi adalah seorang yang mengerjakan kegiatan perkantoran untuk membantu seseorang tertentu dan bersifat pribadi. Sekretaris dalam pengertian ini bukan pegawai atau staf dari suatu organisasi atau perusahaan tetapi diangkat dan digaji oleh perorangan. Seorang sekretaris pribadi harus selalu berusaha untuk mengenal sifat-sifat dan pribadi pimpinannya sendiri, baik itu adat kebiasaan, kegemaran atau hobi, kelebihan dan kekurangan pimpinan. Sebagai sekretaris pribadi tidak berarti bahwa ia tidak bertanggung jawab kepada unit kerjanya, tetapi ia tetap terikat kepada status kepegawaiannya
Macam-Macam Sekretaris Berdasarkan Kemampuan Dan Pengalaman Kerja

Berdasarkan kemampuan dan pengalaman kerjanya macam sekretaris dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu:
  • Sekretaris senior adalah sekretaris yang sudah memiliki banyak pengalaman yang mantap, dapat berdiri sendiri dalam mengatasi masalah yang timbul di dalam pelaksanaan tugasnya
  • Sekretaris junior adalah sekretaris yang baru memulai kariernya atau baru bekerja dan belum mempunyai banyak pengalaman karena ia baru keluar dari pendidikan sekretaris. Sekretaris junior ini perlu banyak belajar dan bimbingan dari seorang sekretaris senior untuk memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman.

TUGAS SEKRETARIS

Tugas seorang sekretaris adalah membantu pimpinan dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan teknis, tetapi cukup penting artinya bagi pimpinan. Seorang pimpinan akan sangat memerlukan bantuan sekretaris dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kantor seperti :
  • Menerima tamu
  • Menerima telepon
  • Mengambil dikte dan melatinkan
  • Menyimpan surat
Untuk itu seorang pemimpin mengharapkan bahwa bantuan yang diberikan oleh seorang sekretaris akan berbeda tergantung dari bidang usaha yang diberikan oleh pimpinan misalnya direktur dari perusahaan percetakan akan berbeda dengan lembaga bantuan hukum. Seorang sekretaris harus selalu berusaha untuk mencari cara-cara yang baik untuk menumbuhkan hubungan dan kerja sama yang baik antara sekretaris dengan pimpinannya dalam batas-batas kedinasan. Pada dasarnya tugastugas sekretaris meliputi :
  • Tugas-tugas Rutin
Yaitu tugas-tugas umum yang dikerjakan oleh sekretaris setiap harinya tanpa menunggu instruksi dari pimpinan atau tanpa menunggu waktu sudah harus dilaksanakan sesuai dengan yang telah diterapkan. Tugas ini meliputi:
  1. Membuka surat.masuk untuk pimpinan
  2. Menerima dikte
  3. Menerima dan melayani tamu serta bertamu mewakili pimpinan
  4. Menerima dan melayani telepon serta menelpon
  5. Menata arsip/surat
  6. Menyusun dan membuat surat untuk kepentingan pimpinan (korespondensi)
  7. Mengurus dan mengendalikan surat
  8. Menyiapkan pembuatan laporan
  9. Menyusun dan membuat jadwal kegiatan pimpinan
  10. Mengelola kas kecil
  11. Menjaga kebersihan dan kerapihan kantor untuk menciptakan kenyamanan kerja. 
  • Tugas-tugas Khusus
Tugas-tugas ini tidak selalu setiap hari dilaksanakan oleh sekretaris tetapi hanya dilaksanakan bila diperintahkan langsung/ instruksi khusus oleh pimpinan kepada sekretaris dengan penyelesaiannya secara khusus. Jadi yang dimaksud tugas disini adalah pekerjaan yang hanya kadang-kadang dihadapi akan tetapi harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan adanya unsur kepercayaan bahwa tugas sekretaris mampu menyimpan rahasia perusahaan.juga pimpinan beranggapan bahwa untuk tugas tertentu sekretaris dianggap sudah menguasai sehingga pimpinan memberikan kepercayaan kepada sekeretaris untuk menyelesaikan tugas tersebut Tugas ini meliputi:
  1. Menyiapkan rapat dan membuat notulen
  2. Mengonsep surat perjanjian kerjasama dengan relasi atau instansi luar
  3. Menyusun surat rahasia (confidential)
  4. Menyiapkan perjalanan dinas pimpinan (pemesanan tiket, booking hotel, menyusun agenda perjalanan pimpinan sampai mencatat pengeluaran biaya perjalanan dinas)
  5. Menyusun acara pertemuan bisnis
  6. Menyusun makalah, pidato untuk pimpinan
  7. Mengurus masalah dengan bank
  8. Mendatangi perusahaan lain atau instansi pemerintahuntuk mencari informasi atau menyampaikan informasi
  9. Pembelian kado atau cindera matauntuk klien pada even-even tertentu
  • Tugas-Tugas Istimewa
Yaitu tugas yang menyangkut keperluan pimpinan, antara lain: 
  1. Membetulkan letak atau posisi alat tulis pimpinan serta perlengkapan yang diperlukan
  2. Bertindak sebagai penghubung untuk meneruskan informasi kepada relasi
  3. Mewakili seseorang menerima sumbangan untuk dana atau keperluan kegiatan lainnya
  4. Mengingatkan pimpinan membayar iuran atau asuransi dari suatu badan atau instansi
  5. Memeriksa hasil pengumpulan dana atau uang muka dari instansi yang diberikan sebagai dana kesejahteraan
  6. Menghadiri rapat-rapat dinas, sebagai pendamping pimpinan selama mengadakan pertemuan bisnis
  7. Mengadakan pemeriksaan peralatan kantor, mana yang perlu diperbaiki dan mana yang tidak perlu diperbaiki atau penambahan alat-alat dan sarana kantor.
  • Tugas Sosial
Tugas sosial, meliputi:
  1. Mengurusi Rumah tangga kantor
  2. Mengatur penyelenggaraan resepsi untuk kantor pimpinan beserta pengurusan undangannya
  3. Menyampaikan ucapan selamat atau menyatakan bela sungkawa kepada relasi atas nama pimpinan.
  • Tugas Keuangan
Biasanya sekretaris mengurusi keuangan yang dinamakan petty cash (uang cadangan/kas kecil). Tugas keuangan ini antara lain:
  1. Menangani urusan keuangan pimpinan di Bank, misalnya: penyampaian penyimpanan uang di Bank, penarikan cek, pengambilan uang dari Bank
  2. Membayar rekening-rekening, pajak, sumbangan dana atas nama pimpinan
  3. Menyimpan catatan pengeluaran sehari-hari untuk pimpinan dan penyediaan dana untuk keperluan sehari-hari.
  • Tugas Resepsionis
Tugas sekretaris sebagai resepsionis, yaitu: 
  1. Menerima dan menjawab telepon serta mencatat pesan-pesan lewat telepon
  2. Menerima tamu yang akan bertemu dengan pimpinan
  3. Mencatat janji-janji untuk pimpinan
  4. Menyusun acara kerja sehari-hari pimpinan. 
  • Tugas Insidental
Tugas ini merupakan pekerjaan yang tidak rutin dilakukan oleh sekretaris meliputi:
  1. Menyiapkan agenda rapat, menyiapkan laporan, menyiapkan pidato atau pernyataan pimpinan
  2. Membuat ikhtisar dari berita-berita dan karangan yang termuat dalam surat kabar, majalah, brosur, dan media-media lain yang ada kaitannya dengan kepentingan perusahaan
  3. Mengoreksi bahan-bahan cetakan, misal: brosur, undangan, formulir, dan daftar yang dikonsep oleh perusahaan
  4. Mewakili pimpinan dalam berbagai resepsi atau pertemuan.
  • Tugas sekretaris dalam Business Meeting (pertemuan bisnis)
Pertemuan bisnis (Business Meeting) ini terjadi ketika dua orang atau lebih saling menerima dan memberi sesuatu berupa informasi, menyimak kembali kemajuan, memecahkan masalah dan menciptakan yang baru. Tugas inilah yang cukup berat dan melelahkan bagi sekretaris untuk mengorganisir pertemuan-pertemuan tersebut.
  • Tugas Kreatif
Tugas atas prakarsa sendiri sendiri yakni tanpa diminta oleh pimpinan, tugas ini hasil pertimbangan sekretaris tentang perlu tidaknya sesuatu dikerjakan sehingga dapat membantu, meringankan beban pekerjaan pimpinan tugas kreatif meliputi:
  1. Membuat perencanaan kerja
  2. Mempelajari pengetahuan tentang bank
  3. Mempelajari pengetahuan tentang kas kecil
  4. Pemantapan kepribadian
  5. Efisinsi kerja
  6. Pengembangan diri sekretaris dengan mengikuti seminar, pelatihan ataupun kursus yang menunjang pekerjaan
  7. Mengirmkan bunga atau surat ucapan selamat kepada rekan pimpinan yang memperoleh promosi jabatan
  8. Menyiapkan perabot kantor perlengkapan dan alat-alat penting bagi sekretaris
  9. Membuat kliping iklan atau artikel yang dibutuhkan perusahaan
  10. Mengumpulkan brosur, pricelist dari berbagai macam pameran yang berguna bagi perusahaan
  11. Memahami cara kerja mesin kantor dan audio visual ( alat bantu peraga)
  12. Memahami dan mempelajari organisasi, peraturan/ keadaan organisasi, product knowledge, budaya perusahaan tempat bekerja.
Tanggung Jawab Sekretaris

Selain sekretaris bertanggung jawab atas pekerjaannya ada tanggung jawab lain yang harus dilaksanakan yaitu:
  • Personal Responsibility (Tanggung Jawab Individu)
Sekretaris bertanggung jawab terhadap performansi diri sendiri dan upaya pengembangan ke arah yang lebih berkualitas. Dengan “mengelola” diri sendiri supaya dapat tampil dengan performansi prima dalam pelaksanaan tugas pokok sehari-hari, antara lain:
  1. Mempermudah dan memperlancar kerja pimpinan melalui pengaturan waktu dan distribusi informasi yang efisien
  2. Mendistribusikan informasi dari kantor pimpinan secara jelas dan akurat
  3. Mendukung kelancaran alur kerja antara kantor pimpinan dengan bagianbagian lainnya.
  4. Memberikan peluang kepada pimpinan untuk lebih berfokus pada hal-hal strategis dan memiliki dampak jangka panjang.
  5. Memberikan masukan positif dan inisiatif untuk perbaikan perusahaan.
  • Internal Responsibility (Tanggung Jawab Dalam)
Sekretaris bertanggung jawab terhadap upaya pencapaian superioritas kinerja kantor dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Tanggung jawab ini terwujud melalui aktivitas: 
  1. Mengelola sumber daya kantor termasuk keuangan
  2. Menciptakan suasana (fisik dan mental) yang mendukung kelancaran kerja.
  3. Mendukung penciptaan budaya kerja yang positif.
  4. Membantu menciptakan “kelompok informal positif” di lingkungan perusahaan.
  5. Mengelola anak buah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja di kantor. 
  • Networking Responsibility (Tanggung Jawab Cabang Perusahaan)
Tanggung jawab sekretaris untuk meluaskan wawasan dan jalinan perusahaan dengan tujuan peningkatan daya saing. Perwujudannya adalah melalui upaya memperluas network perusahaan, mengatur dan mengawasi pelaksanaan acaraacara formal dan informal yang diselenggarakan oleh kantor dalam kaitannya dengan upaya mempertahankan dan berpartisipasi dalam mengembangkan citra perusahaan
  • Tanggung jawab atas keberhasilan perusahaan
Dalam peran aktifnya membantu kelancaran tugas-tugas pimpinan sehingga dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan
  • Tanggung jawab hukum seorang sekretaris
Salah satu segi penting dari jabatan sekretaris, walaupun kemungkinan besar tidak tercantum dalam peraturan tertulis, adalah tanggung jawab hukumnya sebagai perantara pimpinan dalam transaksi. Sebagai perantara, berarti sekretaris berperan menjadi wakil pimpinan dalam urusan bisnis dengan pihak ketiga, karena sekretaris mempunyai wewenang ini. Jadi sekretaris harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab

Fungsi Sekretaris

Pada dasarnya setiap sekretaris mempunyai peranan yang sama, yaitu membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pimpinan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, seorang sekretaris bukan hanya berhubungan dengan pimpinannya saja melainkan juga dengan klien perusahaan, karyawan lain, juga dengan pekerjaan yang ditekuninya. Adapun peranan sekretaris adalah sebagai berikut:
  • Sekretaris sebagai duta 
Peranan sekretaris dikatakan sebagai duta yaitu sekretaris sebagai wakil dari perusahaan sehingga penampilan dan sikapnya haruslah baik dan profesional, karena sekretaris bukan hanya berhubungan dengan masyarakat tersebut.
  • Sekretaris sebagai pintu gerbang 
Peranan sekretaris dikatakan sebagai pintu gerbang karena fungsi sekretaris salah satunya adalah sebagai penerima tamu, untuk itulah letak meja dan kursi sekretaris berdekatan dengan pintu masuk ruangan pimpinan dimana para tamu, relasi, maupun karyawan sendiri yang ingin bertemu dengan pimpinan haruslah melapor atau ijin kepada sekretaris terlebih dahulu. 
  • Sekretaris sebagai ibu rumah tangga perusahaan 
Di sini sekretaris harus dapat berperilaku selayaknya ibu dari perusahaan. Ia harus dapat menaungi perusahaan dan menjadi contoh yang baik dalam mengurus kantornya. Misalnya; membuat ruangan menjadi seperti rumah sendiri sehingga terasa nyaman agar para tamu, relasi, karyawan dan pimpinan di perusahaan merasa betah


Peranan Sekretaris

Pada dasarnya setiap sekretaris mempunyai peranan yang sama, yaitu membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pimpinan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, seorang sekretaris bukan hanya berhubungan dengan pimpinannya saja melainkan juga dengan klien perusahaan, karyawan lain, juga dengan pekerjaan yang ditekuninya. Adapun peranan sekretaris adalah sebagai berikut: 
  • Sekretaris sebagai duta 
Peranan sekretaris dikatakan sebagai duta yaitu sekretaris sebagai wakil dari perusahaan sehingga penampilan dan sikapnya haruslah baik dan profesional, karena sekretaris bukan hanya berhubungan dengan masyarakat tersebut. 
  • Sekretaris sebagai pintu gerbang 
Peranan sekretaris dikatakan sebagai pintu gerbang karena fungsi sekretaris salah satunya adalah sebagai penerima tamu, untuk itulah letak meja dan kursi sekretaris berdekatan dengan pintu masuk ruangan pimpinan dimana para tamu, relasi, maupun karyawan sendiri yang ingin bertemu dengan pimpinan haruslah melapor atau ijin kepada sekretaris terlebih dahulu. 
  • Sekretaris sebagai ibu rumah tangga perusahaan 
Di sini sekretaris harus dapat berperilaku selayaknya ibu dari perusahaan. Ia harus dapat menaungi perusahaan dan menjadi contoh yang baik dalam mengurus kantornya. Misalnya; membuat ruangan menjadi seperti rumah sendiri sehingga terasa nyaman agar para tamu, relasi, karyawan dan pimpinan di perusahaan merasa betah.
  • Sekretaris sebagai humas 
Sekretaris sebagai penghubung antara perusahaan dengan lingkungan kerja, lingkungan masyarakat, baik bertatap muka secara langsung melalui telepon, atau media yang lain. Dalam peranannya sebagai humas, sekretaris haruslah mengerti bagaimana menghadapi setiap orang yang tidak sama sifat dan perilakunya. Dalam menghadapi pihak lain, ia harus dapat menempatkan diri sesuai dengan situasi dan kondisi yang aJeda, demi tercapainya tujuan perusahaan apalagi bila perusahaan membutuhkan suatu kerjasama yang baik dengan seseorang atau lembaga lain.


Link Sumber : http://eprints.unpam.ac.id/8585/2/SKR0012_PENGETAHUAN%20KESKRETARISAN.pdf


Kamis, 14 April 2022

TUTORIAL INSTALASI WINDOWS 10 MENGGUNAKAN VIRTUAL MACHINE

 CARA INSTALL WINDOWS 10 MENGGUNAKAN VIRTUAL BOX



Kali ini kita akan mempraktekan bagaimana caranya menginstall Windows 10 melalui VirtualBox. Sebelum masuk proses install windows 10 saya akan menjelaskan sedikit tentang apa itu aplikasi Virtual Box, Jadi VirtualBox adalah software virtualisasi open-source yang mendukung semua sistem operasi sesuai dengan kebutuhan Anda. Software ini bisa digunakan pada sistem operasi Mac, Windows, dan juga Linux. Untuk pengguna perangkat Apple, VirtualBox bisa menjadi host Mac client VM.  

Selanjutnya Bahan dan alat yang harus dipersiapkan adalah :
1. Software Windows 10 
2. Software VirtualBox
3. Meja Kerja yang nyaman
4. Persiapan Listrik (Casan dan listrik)
5. Laptop

Setelah semuanya sudah lengkap kita langsung saja masuk kedalam proses installasi :

  • Buka Aplikasi VirtualBox yang sudah kalian Install

  • Klik Ctrl+N atau Klik Logo New untuk membuat machine baru, maka akan muncul gambar seperti gambar dibawah ini:
  






  • Masukan Nama, Type (Windows), dan Version Windows 10 64bit(version tergantung software yang ingin kalian install), lalu klik next.

  • Masukan Ukuran RAM yang ingin digunakan pada virual machine, lalu klik next.

  • Pilih Create Virtual Hardisk Now, Selanjutnya klik Next

  • Pilih VDI(Virtual Disk Image), lalu klik Next
  • Pada Storage On Physical Hardisk Pilih Dynamicaly Allocated


  • File lokasi dan ukuran hardisk yang akan dibuat menyesuaikan kebutuhan kalian, lalu pilih create


  • Setelah berhasil
    dibuat lalu pilih virtual machine yang telah kita buat dan Klik Star

  • Setelah itu akan muncul pilihan start up disk. Jika kamu menggunakan DVD Instalasi Windows 10 Preview, maka tinggal pilih saja drive CD/DVDRom kamu. Tetapi jika menggunakan file ISO, maka klik icon folder yang ada di sebelah kanan dan browse file ISO tersebut. Jika sudah, klik Start.

  • Proses instalasi Windows 10 Preview akan dimulai.
  • Pilih bahasa untuk proses instalasi windows 10 dan setelah itu klik next

  • Untuk menginstal windows 10 klik Instal Now

  • Kemudian setelah itu kita disuruh untuk Enter the product key to activate windows, jika anda tidak memiliki product key nya maka langsung saja klik Skip

  • Kemudian Centang I Accept the License Terms, dan klik Next


  • Tipe Instalasi
    • 1. Upgrade : memperbarui Windows
    • 2. Custom : Instal Windows baru
    Jika ingin menginstal klik Custom (advanced)
  • Menentukan Partisi Hard Disk pada Windows 10
          Klik Drive pastision 1 jika tidak ingin melakukan partisi hardisk kembali , tetapi jika ingin           menambah partisi hardisk klik New -> ketikan size yang akan digunakan untuk partisi              yang ke dua -> lalu klik apply

          Selanjutnya klik Next

  • Tunggu hingga proses instalasi selesai.
  • Setelah proses tadi selesai maka akan dilakukan restart secara otomatis, dan akan melakukan Getting devices ready dan tunggu hingga selesai.

  • Setelah proses Getting devices tadi selesai, maka akan ada perintah untuk Enter the product key namun jika tidak memilikinya maka bisa klik Do This Later

  • Setelah muncul proses berikutnya langsung saja kita klik Use Express Setting


  • Tunggu beberapa menit dan akan muncul perintah membuat akun untuk Laptop/PC Anda, Beri nama akun dengan nama Anda atau yang lainnya, dan jika ingin menggunakan Password saat Log In Windows maka isi kolom Enter Password sesuai keinginan Anda dan isi Re-enter dibawahnya sesuai dengan password anda tadi, dan juga masukkan Password hint gunanya apabila anda lupa dengan Password anda, kemudian klik Next.


  • Setelah itu tunggu beberapa menit dan Proses penginstallan Windowss 10 pun telah selesai dan siap digunakan seperti gambar dibawah ini.


Sumber : http://ayu6600.blogspot.com/2016/01/cara-menginstal-windows-10-di-virtualbox.html


Selasa, 29 Maret 2022

Makalah Poko Pembahasan Tentang Access Control : Finger Print

PENERAPAN ABSENSI (FINGER PRINT) DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN (Studi Pada Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan)


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim 
Syukur Alhamdulillah pembuat makalah panjatkan kehadirat allah SWT, berkat segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang telah memberikan penulis kesehatan, kesempatan dan kemudahan sehingga penulisan makalah ini dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya. 

Makalah ini merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang diperlukan untuk melengkapi persyaratan dalam Tugas dengan materi Acccess Control, adapun judul dari Makalah ini adalah “Penerapan Absensi Finger Print Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan ”. Penyusunan Makalah ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas pertemuan ke 5. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bahasa dan penulisan yang digunakan karena masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini. Banyak masukan, motivasi, dan doa yang diberikan kepada penulis hingga akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini. 

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih. 

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi diera globalisasi saat ini terlihat sangat pesat. Perkembangan tersebut tidak hanya melahirkan era informasi global, tetapi juga melahirkan media informasi dan telekomunikasi yang tidak mengenal batas ruang dan waktu. Pengaruh tersebut dirasakan pada bidang perekonomian karna sangat berkaitan dengan adanya tekhnologi canggih yang bermunculan diera globalisasi sekarang yaitu munculnya peralatan-peralatan tersebut mempengaruhi sistem kerja manajemen perekonomian dan sumber daya manusianya. Disamping itu perusahaan atau institut dituntun untuk mampu mengahadapi tingkat persaingan yang tinggi dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada. 

Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dicapai melalui pengembangan SDM yang terarah dan terencana. Program pengembangan SDM dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan pemberian insentif, promosi dan mutasi, pengembangan karir, serta pemberian pendidikan dan pelatihan. Namun salah satu cara yang paling efektif dalam meningkatkan kualitas SDM didalam perusahaan adalah melaksanakan peraturan-peraturan yang ada dalam perusahaan dan menerapkan disiplin kerja yang tinggi oleh setiap karyawan perusahaannya. Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.Kedisplinan merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini akan mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seperti yang dilakukan pada Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, perusahaan tersebut melakukan tindakan disiplin kerja dengan cara memakai mesin absensi (Finger Print).

Tahun 2014, Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan menerapkan absensi karyawan dengan menggunakan sidik jari (finger print). Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya korupsi waktu yang sering dilakukan oleh karyawan dengan cara menitip absen kepada karyawan lainnya. Karena sebelumnya perusahaan memakai sistem absensi secara manual, dan disana terdapat beberapa kecurangan dan ketidak efektifan dalam berabsensi. Untuk itu perusahaan menyediakan alat absensi finger print dimasing-masing bagian untuk memasang sistem absensi finger print tersebut. Mesin sidik jari ini terdapat disetiap bagianbagian ruangan di kantor PTPN IV Medan. Setiap pegawai dapat mengabsen dengan cara menempelkan satu jari tangan di alat elektrik. Setiap pegawai wajib melakukan absen dengan batas waktu yang telah ditentukan yaitu paling lambat pukul 07:30 Wib pada saat masuk kantor dan pada saat pulang kantor pukul 17:00 Wib untuk hari senin sampai dengan kamis, sedangkan pada hari jum’at pulang kantor pukul 12:00 Wib.

Penerapan absensi sidik jari (finger print) di PTPN IV Medan ini dilakukan untuk memudahkan atasan untuk melihat tingkat kedisiplinan kehadiran dari masing-masing karyawan serta melihat peningkatan disiplin kerja setelah pemakaian alat finger print tersebut. Apabila absensi masih menggunakan absensi manual, bisa saja hasil keterangan absensi dapat dimanipulasi ataupun hilang. Sehingga menyulitkan atasan untuk melihat loyalitas karyawannya dalam meningkatkan kinerja serta sulit memberikan sanksi maupun menilai tingkat kedisiplinan karyawannya. Finger print juga merupakan salah satu bentuk biometrik, yang menggunakan karakteristik fisik karyawan untuk mengidentifikasi. Penggunaan sistem presensi biometrik finger print akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh penggunaan sistem presensi manual. Dengan adanya sistem presensi biometrik finger print, tingkat kecurangan yang sering terjadi seperti manipulasi data dan penitipan absensi dapat ditangani. dengan demikian, bukti kehadiran pegawai ( absensi ) bisa dapat melalui alat ini. Manfaat dari finger print ini adalah untuk meningkatkan disiplin kehadiran kerja pegawai serta menghindari praktek manipulasi absen. Dalam dunia kerja finger print merupakan salah satu cara ataupun alat tekhnologi yang mampu membantu para karyawan ataupun pegawai dalam meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja. Karena dalam dunia kerja, kedisiplinan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan hasil kerja yang optimal. Seseorang dapat dikatakan rajin apabila disetiap pekerjaan dia kerjakan, rajin, dan tepat waktu. Jadi, sudah seharusnya para karyawan ataupun pegawai dapat menerapkan kedisiplinan tersebut.

Kedisiplinan juga merupakan tolak ukur yang paling utama untuk meningkatkan kepribadian karyawan dalam dunia kerja. Disiplin merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Disiplin juga akan membuat seseorang memiliki tata cara bagaimana belajar yang baik juga akan menciptakan kemauan untuk hidup dan bekerja secara teratur. Disiplin pribadi akan meningkatkan ketekunan serta memperbesar kemungkinan seseorang untuk berkreasi dan berprestasi. Disiplin dalam meningkatkan kualitas kerja karyawan atau pegawai itu sangat penting dalam rangka meningkatkan citra kerja maupun kinerja seluruh karyawan perusahaan dan dapat menunjang profesionalisme dalam terciptanya perusahaan yang baik. Disiplin juga usaha-usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan karyawan memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Dalam rangka meningkatkan disiplin, maka upaya pengendalian dan pengawasan disiplin perlu dilaksanakan secara terus menerus dan konsisten. Salah satu faktor yang dapat dijadikan alat pengawasan dan pengendalian adalah melihat tingkat kehadiran yang secara periodik dievaluasi. Untuk melihat penerapan finger print yang diberlakukan di Kantor PTPN IV Medan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengetahui penerapan absensi (finger print) dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan, dengan adanya penerapan absensi finger print khususnya di Kantor PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN yang menjadi fokus penelitian. Peneliti memberikan judul pada penelitian ini ialah “Penerapan Absensi (Finger Universitas Sumatera Utara 5 print) Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan Di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah “ Bagaimana penerapan absensi (finger print) dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan ?”

1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan apa yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan absensi (finger print) dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 
1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu memberi tambahan kajian mengenai masalah yang terkait dan memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori yang peneliti peroleh dibangku perkuliahan dan memperdalamnya serta dapat menambah wawasan yang lebih luas lagi. 
2. Bagi Program Studi Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa/i masa mendatang di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 
3. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan. Untuk lebih mengetahui bagaimana penerapan (Finger rprint) dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan setelah diterapkannya sistem finger print tersebut.



BAB II 
KERANGKA TEORI


2.1 Pengertian Absensi Sidik Jari (Finger Print)

Menurut Heriawanto dalam (Maeyasari,2006:20), pelaksanaan pengisian daftar hadir atau absensi secara manual (hanya berupa buku daftar hadir), akan menjadikan penghambat bagi instansi untuk memantau kedisiplinan pegawai dalam hal ketepatan waktu kedatangan dan jam pulang pegawai setiap hari. Hal tersebut di khawatirkan akan membuat komitmen pegawai terhadap pekerjaan dan instansi menjadi berkurang. 

Cahyana dalam (Maeyasari,2006:20), menyatakan bahwa pencatatan absensi pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Informasi yang mendalam dan terperinci mengenai kehadiran seorang pegawai dapat menentukan prestasi kerja seseorang, gaji/upah, produktivitas, dan kemajuan atau lembaga secara umum. 

Absensi sidik jari atau finger print merupakan mesin yang digunakan untuk mendata kehadiran dengan menggunakan sensor yang dapat membaca garis atau image sidik unik. sistem pembacaan mesin absensi sidik jari tidak seperti scanner atau pembaca gambar. sistem pembacanya sangat detail sesuai dengan tekstur sidik jari. Berbagai bidang usaha, universitas, sekolah, kantor pemerintahan, perusahaan merupakan beberapa contoh organisasi yang menggunakan mesin absensi finger print. Dengan alat absen canggih ini data kehadiran secara akurat dan otomatis.Berbagai kemudahan dan kenyamanan ditawarkan sistem absensi finger print ini. Mesin absensi sidik jari memiliki fungsi yang sangat penting bagi pemilik usaha untuk mengoptimalkan waktu dan kinerja karyawan diberbagai perusahaan. (www.absensisidikjari.com diakses desember 2016).

2.1.1 Keunggulan Menggunakan Mesin Absensi Sidik Jari (Fingerprint)
Menggunakan identifikasi sidik jari untuk absensi suatu pilihan yang tepat dibanding yang lain. Berikut ini beberapa faktor mengapa memilih absensi menggunakan mesin absen sidik jari (finger print) sebagai pilihan yang tepat dengan berbagai keunggulannya, (www.absensisidikjari.com diakses desember 2016) yaitu :
1. Kenyamanan
Dimulai dari registrasi yang simpel, karyawan tidak perlu repot membawa kartu karyawan maupun kertas atau kartu. Setiap karyawan tidak akan lupa membawa alat absensinya atau jari yang telah diregistrasi. Dalam berabsensi kita tidak perlu menekan password atau pin yang merepotkan. Yang kita lakukan hanya menaruh jari kita tepat diatas sensor sidik jari, atau tinggal “ Place Finger”.

2. Keamanan
Dengan menggunakan absensi sidik jari tingkat keamanan sangat tinggi dikarenakan setiap sidik jari setiap pengguna berbeda-beda atau unik. Jadi pengguna tidak bisa saling menitipkan absensi seperti yang dilakukan ketika kita menggunakan absensi tanda tangan, amano atau menggunakan kartu.

3. Efektivitas Waktu
Lihatlah perubahan pertama ketika perusahaan anda menggunakan absensi sidik jari. Karyawan atau pengguna akan datang lebih tepat waktu beda dengan hari sebelum menggunakan absensi sidik jari. Dalam penggunaan absensi lebih cepat dari pada amano, barcode apalagi tanda tangan manual. Absensi sidik jari pada umumnya mempunyai kecepatan pembacaan. Absensi sidik jari mempunyai tingkat akurasi yang tinggi. Dalam pendataan dapat terpusat dalam satu database. Dengan absensi sidik jari data dapat terpusat walau diluar kota tanpa menunggu terlalu lama karena dalam pembuatan laporan kita tidak perlu repot merekap manual satu persatu. Semuanya bisa dibilang “Just Click”. Dengan faktor ini kita bisa meningkatkan produktifitas berdasarkan kedisiplinan. 

4. Efisiensi Biaya
Absensi sidik jari lebih efisien jika dibandingkan dengan identifikasi dengan suara maupun retina mata. Atau dengan amano yang setiap bulannya harus mengeluarkan biaya membeli kertas, tinta maupun maintenance yang repot. Dengan mesin absensi sidik jari juga dapat mengurangi kecurangan jam kerja yang bisa saja membuat bangkrut perusahaan anda. Bahkan dewasa ini perusahaan yang sudah menggunakan absensi sidik jari mereka memperkerjakan bagian penggajian atau HRD yang jumlahnya 1-2 orang. Jadi selain mengefesiensi biaya perawatan, pemakaian juga mengefisiensi dalam pengeluaran penggajian setiap bulannya. 

Berbagai keunggulan absen finger print tersebut, sistem absensi ini lebih sesuai untuk berbagai perusahaan, instansi, sekolah atau kampus dan itulah beberapa contoh organisasi yang menggunakan mesin absensi finger print. Dengan alat absen canggih ini data kehadiran dapat dikatakan secara akurat dan otomatis. Dari beberapa pengertian diatas bahwa pemakaian mesin finger print ini ialah sangat membantu atasan untuk lebih mudah melihat tingkat kedisiplinan absensi para karyawan yang datang tepat waktu atau tidak, karena mesin finger print ini dirancang memakai sidik jari setiap karyawan, adapun yang dipakai di mesin tersebut ialah gurat-gurat dari jari karyawan, sehingga tidak dapat dimanipulasi karna setiap karyawan memiliki gurat-gurat yang berbeda disetiap jari manusia ataupun karyawan. 

2.1.2 Tujuan Penggunaan Finger Print
Tujuan dari penggunaan finger print sebagai mesin absensi Ibramsyah (2013: 30), yaitu : 
1. Meningkatkan Produktifitas karyawan terhadap organisasi yang berawal dari kedisiplinan atas kehadiran karyawan di tempat kerja. 

2. Memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada karyawan dan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan laporan absensi bagi unit kerja, khususnya bagian karyawan. 

3. Meningkatkan sistem paperless pada organisasi yang dimulai dengan sistem absensi sidik jari yang dapat mengurangi biaya dalam materi maupun operasional.  

4. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan bagian karyawan yang berhubungan dengan kedisiplinan karyawan berupa absensi kehadiran kerja yang merupakan salah satu dari syarat kerja serta memberikan informasi loyalitas pegawai yang dapat dijadikan dasar dalam penilaian kinerja karyawan.

2.2 Pengertian Disiplin Kerja
Menjalankan setiap aktivitas atau kegiatan sehari-hari, masalah disiplin sering didefenisikan dengan tepat, baik waktu maupun tempat. Apa pun bentuk kegiatan itu, jika dilaksanakan dengan tepat waktu tidak pernah terlambat, maka itu pula yang dikatakan tepat waktu. Demikian pula dengan ketepatan tempat, jika dilaksanakan dengan konsekuen, maka”predikat” disiplin tersebut telah masuk ke dalam jiwa seseorang. 

Menurut Keith Davis dalam (Mangkunegara,2013:129) mengemukakan bahwa disiplin kerja diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja,semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, serta masyarakat pada umumnya. Melalui disiplin akan mencerminkan kekuatan, karena biasanya seseorang yang berhasil dalam karyanya, studinya biasanya adalah mereka yang memiliki disiplin yang tinggi.Seseorang yang sehat dan kuat biasanyapun mempunyai disiplin yang baik, dalam arti ia mempunyai keteraturan di dalam menjaga dirinya, teratur kerja, teratur makan, tertib olahraga dan tertib dalam segala hal. 

Rivai (2004:444) Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin karyawan biasanya dilakukan oleh penyelia.

2.3 Penelitian Terdahulu
1. Erna Maeyasari (2012) Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi Fingerprint Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Dalam penelitiannya peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif, dengan hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai dapat dilakukan dengan menerapkan absensi finger print dan sikap yang tegas dari pimpinan. Saran dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan disiplin pegawai hendaknya pihak sekretariat daerah kabupaten lebak selalu memantau, memperbaiki pelaksanaan sistem absensi yang sudah ada hendaknya lebih memperketat sistem pelaksanaan absensi dengan melakukan absensi disiang hari, sehingga para pegawai tidak bisa pergi sekehendaknya disaat jam kerja.

2. Faisal Ali Ahmad (2006) Hubungan Penerapan Absensi Sidik Jari (Fingerprint) Dengan Motivasi Dan Kinerja Karyawan.Studi kasus di fakultas matematika dan dan ilmu pengetahuan alam, institut pertanian bogor, bogor-jawa barat”. Dalam penelitiannya peneliti menggunakan penelitian kuantitatif, hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara mengisi absen, penerapan absen, saran penunjang, kesesuaian absen dengan pekerjaan, absen adalah hal yang penting, kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan lebih baik dalam bekerja, dan insentif, dengan motivasi kerja. Komponen yang tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan motivasi kerja adalah metode absen dan sikap. Perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen-komponen absensi yang signifikan akan menyebabkan perubahan pada tingkat motivasi kerja karyawan, sedangkan perubahan yang terjadi dengan metode absen dan sikap tidak akan mempengaruhi tingkat motivasi kerja.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan dengan menggunakan gejala/keadaan sebagaimana adanya secara lengkap dan diikuti dengan pemberian dan interpretasi. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan realitas secara kontekstual, interpretasi terhadap fenomenan yang menjadi perhatian peneliti dan memahami perspektif partisipan terhadap masalah yang terjadi. 

Menurut Sugiyono (2011:14) Pendekatan kualitatif yaitu untuk mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian, dimana data kualitatif dapat berupa data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan informasi kualitatif sehingga lebih menekankan pada masalah proses dan makna dengan cara mendeskripsikan suatu masalah. 

Berdasarkan pemahaman di atas, penelitian ini menggambarkan fakta fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian untuk mencoba menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dilapangan 

3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, yang beralamat di Jalan Letjend Suprapto No. 2 Medan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam teknik pengumpulan data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, Bungin (2007:116) yaitu:
1. Tekhnik Pengumpulan Data Primer
Wawancara mendalam (depth interview) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode ini dipakai untuk informan yang berhubungan dengan penelitian.

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian ini untuk memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang teliti serta untuk mengetahui relevansi antara jawaban responden dengan kenyataan yang terjadi dilapangan.

2. Tekhnik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kepustakaan yang mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan mengggunakan instrumen sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku buku, literatur, internet dan sumber sumber lain yang berkompetensi dan memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian 
b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang menggunakan catatan catatan atau dokumen dokumen yang ada dilokasi penelitian atau sumber sumber lain terkait dengan obyek penelitian.

3.4 Definisi Konsep
Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini penulis menggunakan definisi dari konsep yang di pergunakan, yaitu: 
1. Absensi. 
Absensi adalah pelaksanaan pengisian daftar hadir atau absensi secara manual (hanya berupa buku daftar hadir), akan menjadikan  32 penghambat bagi instansi untuk memantau kedisiplinan pegawai dalam hal ketepatan waktu kedatangan dan jam pulang pegawai setiap hari. Hal tersebut di khawatirkan akan membuat komitmen pegawai terhadap pekerjaan dan instansi menjadi berkurang. Heriawanto (Maeyasari,2006:20),

2. Finger Print 
Absensi sidik jari atau finger print merupakan mesin yang digunakan untuk mendata kehadiran dengan menggunakan sensor yang dapat membaca garis atau image sidik unik. sistem pembacaan mesin absensi sidik jari tidak seperti scanner atau pembaca gambar. sistem pembacanya sangat detail sesuai dengan tekstur sidik jari. (www.absensisidikjari.com)

3. Disiplin Kerja
Disiplin Kerja diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugastugas yang diberikan kepadanya. Keith Davis (Mangkunegara,2013:129)

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para key informan, sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang hendak disajikan dalam bab ini yaitu ” Penerapan Absensi Finger Print dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan”

Pemaparan hasil wawancara yang dilakukan ini langsung menurut para informan-informan yang terkait yang mengetahui jelas bagaimana penerapan finger print yang dilakukan oleh perusahaan dan informan juga merupakan karyawan yang terlibat dengan pemakaian alat absensi finger print tersebut, sehingga penulis bisa mengetahui dengan jelas siapa saja yang memakai alat tersebut dan bagaimana perusahaan menerapkan absensi finger print dalam meningkatkan disiplin kerja karyawannya.

4.1 Keunggulan Menggunakan Finger Print
Menggunakan identifikasi sidik jari untuk absensi suatu pilihan yang tepat. Perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai karyawan yang sudah cukup banyak akan memerlukan bantuan untuk membuat tugas-tugas yang dikerjakan lebih mudah untuk itu muncullah alat yang merupakan sebuah alat absensi yang memudahkan para karyawan dalam berabsensi dan menjadi salah satu pilihan tepat dengan berbagai keunggulannya, adapun keunggulan dari mesin tersebut iyalah adanya kenyamanan dalam berabsensi, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan yang berhubungan dan beberapa informan yang berhubungan dengan pelaksanaan penerapan absensi finger print dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan di Kantor PTPN IV Medan. 

Peneliti memulai dengan menanyakan bagaimana awal munculnya perusahaan menggunakan finger print sebagai alat absensi dan apa yang menjadi alasan dasar kantor PTPN IV memilih memakai alat finger print sebagai alat absensi untuk karyawan, dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Dila sebagai salah satu Duta Finger Print PTPN IV Medan yang mengetahui mengenai Finger Print sekaligus Staf di PTPN IV Medan, beliau mengatakan bahwa munculnya alat finger print ini dikarenakan zaman yang sudah canggih dan pola pikir yang semakin modern, sehingga itulah yang menjadi awal munculnya alat finger print, dan dimana alat tersebut banyak keunggulannya dan menjadi alasan dasar kami memilih menggunakan alat tersebut, seperti kenyamanan yang didapatkan oleh para karyawan maupun staf, dimana para karyawan tidak perlu lagi mengabsen dikertas, dan apabila ingin mengabsen kehadiran harus pergi kepada karyawan ataupun staf yang memeggang absensi tersebut, dengan finger print karyawan sudah dipermudahkan dalam berabsensi dan merasa nyaman karena hanya meletakan satu jari maka proses absensi telah selesai tanpa harus menjumpai sipemeggang absensi karena mesin finger print ini terletak diseluruh bagian-bagian kantor PTPN IV Medan.

4.2 Keamanan 
Berkaitan dengan Keamanan dalam Penerapan Absensi Finger Print yang diterapkan di PTPN IV Medan, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan peneliti ajukan yaitu Apakah dalam penggunaan  66 finger print mampu meningkatkan keamanan dalam hal berabsensi, seperti yang disampaikan oleh Ibu Dila , selaku Duta Finger Print sekaligus Staf di PTPN IV Medan. mengenai keamanan yang ditawarkan oleh mesin finger print dan setiap pengguna finger printnya ini mempunyai tingkat keamanan yang sangat tinggi karena alat ini menggunakan sidik jari setiap karyawan, dan sidik jari manusia tidak ada yang sama karena mempunyai sidik jari yang berbeda-beda. Dan setiap karyawan maupun staf mengabsen, absensi tersebut langsung terkirim oleh monitor computer yang sudah menset setiap karyawan melakukan absensi. Serta tidak dapat melakukan kecurangan dalam memanipulasi absensi, karena sebelumnya perusahaan menggunakan sistem absensi kertas dan itu bisa saja dimanipulasi, namun finger print ini tidak seperti itu, alat tersebut memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi.

4.3 Efektivitas Waktu
Dalam hal ini penulis ingin menggali dan mengetahui apakah dengan diterapkannya pemakaian alat finger print sebagai alat absensi mampu meningkatkan efektivitas waktu kerja karyawan dalam bekerja dan disiplin dalam hal berabsensi. dari sinilah penulis menanyakan kepada informan bagaimana efektivitas waktu karyawan dalam hal kehadiran dan kedisiplinan dalam bekerja setelah diterapkannya alat finger print ini, adapun jawaban dari informan yang penulis dapatkan dari Ibu Baedah selaku Sekretaris Direksi Sumber Daya Manusia Kantor PTPN IV Medan iyalah, benar adanya terdapat perubahan tingkah laku karyawan setelah diterapkannya alat tersebut, karyawan semakin lebih taat peraturan seperti datang tepat waktu dan tidak dapat memanipulasi absensi, sehingga apabila karyawan dapat datang lebih tepat waktu, otomatis karyawan dapat menyelesaikan tugasnya lebih awal dan tepat waktu, apalagi dalam hal kehadiran mereka menjadi tepat waktu karna adanya sanksi-sanksi yang ditentukan apabila karyawan terlambat. Dan hal ini juga terlihat dari respon Ibu Sarifah Selaku Sekretaris Direktur Utama PTPN IV Medan, yaitu dimana setiap karyawan semakin taat akan peraturan yang diterapkan oleh perusahaan, contohnya saja peraturan yang mengharuskan karyawan datang tepat waktu agar terlaksanakannya keefektifan waktu dalam bekerja, dan disiplin dalam berabsensi sehingga tercapainya tujuan perusahaan yang menciptakan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap karyawannya mengenai absensi dan disiplin dalam melakukan setiap tugas dan tanggung jawab terhadap kerjanya tersebut.


BAB V
PENUTUP


Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa : Penerapan Absensi Finger Print telah berjalan selama lebih 4 tahun di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan. Sejak adanya penerapan absensi finger print di kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, para karyawan maupun staf di PTPN IV Medan lebih disiplin dalam hal berabsensi kedatangan dan jam pulang, yang disebabkan adanya penerapan tersebut, sehingga menguntungkan bagi perusahaan apabila tingkah laku dan sifat karyawannya yang tepat waktu akan memajukan dan membantu perusahaan lebih maju lagi. Penerapan Absensi Finger Print merupakan alat pengawasan untuk seluruh karyawan maupun staf yang ada di PTPN IV Medan agar lebih menaati peraturanperaturan yang ada di perusahaan tersebut. Alat tersebut sangat membantu karyawan dalam hal kedisiplinan mengenai waktu, dan bisa lebih menghargai tugas-tugas mereka serta waktu yang diberikan oleh perusahaan. Penerapan ini membantu keseluruhan pekerjaan karyawan maupun perusahaan demi melatih kedisiplinan datang tepat waktu. Dan menjadi salah satu alat yang memang benarbenar bermanfaat pada penggunanya.

Pelaksanaan Penerapan Absensi Finger Print Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan telah berjalan cukup baik, hal ini terlihat pelaksanaan Finger Print sudah mengacu pada peraturan yang diterapkan oleh perusahaan dan diikuti dengan baik oleh seluruh karyawan. Penerapan ini berupaya untuk merealisasikan tujuan Pelaksanaan Finger Print semaksimal mungkin. Sehingga seluruh Karyawan maupun Staf tidak mendapatkan kesulitan dalam proses penerapan sistem absensi sidik jari dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan, karena semua itu dapat diselesaikan, dijalankan, dan dapat ditanggung jawabkan oleh seluruh karyawan maupun staf yang berkaitan, agar menaati peraturan dan datang terpat waktu agar tidak adanya kemangkiran disaat jam kerja.

Seiring dengan berjalannya Penerapan ini perusahaan menginginkan agar tidak ada lagi karyawan ataupun staf yang mempunyai alasan untuk terlambat. Karena dalam hal perizinan cuti, sakit, izin dan sebagainya itu sudah diatur juga oleh perusahaan yang walupun absensinya masih dengan cara absensi manual, namun dicatat didalam computer, yang dikelola oleh SIMKAR yaitu sistem karyawan yang hanya bisa meminta izin melalui kepala ruangan masing-masing dan dicatat dalam sebuah sistem yang ada dikomputer yaitu SIMKAR tersebut. Kedisiplinan kerja yang terdapat di PTPN IV Medan, dapat dinilai meningkat atau tidaknya harus berdasarkan dari frekuensi kehadiran, tingkat kewaspadaan, ketaatan pada standar kerja, ketaatan pada peraturan kerja, etika kerja. Dimana dari kesemua faktor tersebut dinilai dari penerapan absensi finger print yang dilakukan oleh PTPN IV Medan. Namun dalam hal ini tidak hanya finger print yang mampu meningkatkan disiplin kerja karyawan, namun ada faktor eksternal lain, yaitu kesadaran diri setiap karyawan yang mengharuskan dia harus disiplin dalam segala hal, walaupun tidak adanya alat tersebut, alat ini hanyalah salah satu alat pengawasan dan melatih karyawan jujur dan mempunyai tingkat kesadaran dalam hal bekerja untuk sebuah tanggung jawab atas pekerjaanya.

Saran

Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap Penerapan Absensi Finger Print Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan. Menunjukkan bahwa pelaksanaan program tersebut sudah cukup baik, namun tidak dipungkiri masih belum maksimal di beberapa aspek. Maka daripada itu penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, Hendaknya lebih meningkatkan pengawasan kepada seluruh karyawannya dalam hal kedisiplinan jam kerja, yang mana penulis dapatkan dari tempat observasi dimana masih terdapat karyawan yang melakukan kecurangan pada saat jam kerja, dimana pada saat jam kerja masih terdapat karyawan yang tidak ada ditempat kerjanya, yang masih saja berkeliaran dan kurang kesadaran diri terhadap pekerjaanya, maka dari itu tidak hanya finger print yang menjadi alat pengawasan untuk para karyawan, dimana alat tersebut hanya membantu beberapa faktor saja, namun semua kedisiplinan itu balik lagi dengan para karyawan dan staf maupun perusahaan yang menerapkan sebuah peraturan-peraturan di perusahaan tersebut. 

Karyawan dan Staf-staf yang ada dikantor PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, Sumber Daya Manusia dalam suatu perusahaan, mereka adalah kunci penting untuk meningkatkan dan melaksanakan tujuan perusahaan agar terwujudnya pencapaian terbaik di suatu perusahaan, dimana suatu perusahaan menginginkan karyawan dan staf-stafnya berpotensi dalam segala hal dan sadar akan atas tanggung jawab yang diberikan perusahaan oleh para karyawannya. Dalam hal ini penulis menyarankan harus adanya pengawasan lebih di waktu jam kerja, setelah melakukan absensi kedatangan maupun pulang, karena masih terdapatnya beberapa karyawan yang melakukan tindakan kecurangan dalam waktu bekerja, sehingga perusahaan harus lebih memperhatikan pekerjaan mereka diwaktu mereka bekerja, dan memberikan sanksi yang lebih tegas pada karyawan yang melakukan kecurangan dalam waktu bekerja 
 





Kesehatan dan Keselamatan Kerja K(3)

  KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA K(3) (DI LINGKUNGAN KERJA BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB) LEMBANG)      Tingkat keselamatan dan kesehatan ke...